Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh :D
Salam sahabat blogger, saya ingin berbagi tips kepada sahabat sekalian mengenai 10 Tips Sehat 'Ala Rasulullah SAW.
Salam sahabat blogger, saya ingin berbagi tips kepada sahabat sekalian mengenai 10 Tips Sehat 'Ala Rasulullah SAW.
Salah satu nikmat Allah yang harus kita jaga adalah
nikmat kesehatan. Betapa tingginya nikmat kesehatan ini dapat kita rasakan
ketika kita telah dirundung sakit. Oleh karena itu, maka mencegah agar kita
tidak sakit akan jauh lebih berharga dibandingkan dengan mengobatinya, meskipun
kita percaya bahwa semua penyakit memang ada obatnya.
Salah satu usaha untuk mencegah supaya kita
tidak gampang sakit adalah mengikuti cara yang pernah dilakukan oleh Rasulullah
SAW. Dalam sejarah Rasulullah SAW, konon diketahui bahwa selama hidupnya pernah
mengalami sakit satu kali saja. Yaitu ketika beliau menjelang tutup usia.
Memang ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah mengalami
sakit lebih dari satu kali. Namun, pendapat tersebut tetap menunjukkan bahwa
Rasulullah memang jarang menderita sakit selama hidupnya. Dengan melihat betapa
sibuknya beliau dalam mengemban tugas kenabian, maka pendapat tersebut tetap
memberikan gambaran betapa kuat fisik beliau atau betapa kuat daya tahan
beliau.
Pertanyaan yang akan dijelaskan dalam tulisan
singkat ini adalah kiat-kiat apakah yang beliau lakukan dalam keseluruhan
kehidupan beliau, sehingga Rasulullah SAW memang memiliki daya tahan fisik yang
begitu kuat? Ada beberapa kebiasaan hidup yang rupanya menjadi fondasi yang
kuat bagi kesehatan beliau.
Pertama,
Rasulullah SAW sangat selektif dalam memilih
makanan yang halalan dan toyyiban.Rasulullah SAW
hanya makan makanan yang halal, dalam arti bukan makanan haram yang diperoleh
dari usaha atau cara yang tidak dibenarkan secara syariat. Dengan kata lain,
Rasulullah SAW selalu makan makanan yang diperoleh dengan cara yang benar.
Bukan makanan dari hasil curian, bukan berasal dari uang korupsi, dan
sebagainya. Halal terkait dengan urusan akhirat. Sementara toyyib terkait
dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya untuk kesehatan kita, atau bergizi
atau tidaknya makanan yang kita makan. Sate kambing, sebagai contoh, memang
merupakan makanan yang halal, karena diperoleh dari membeli dengan menggunakan
uang dari jerih payah dalam bekerja, bukan uang korupsi dan atau bukan berasal
dari hasil mencuri. Namun sate kambing bukan makanan yang toyyib bagi seseorang
yang mungkin mengalami tekanan darah tinggi.
Kedua,
Rasulullah SAW tidak makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. Dalam
hal ini, Rasulullah SAW tidak makan sampai terlalu kenyang. Tidak makan sampai
di luar batas kemampuan perutnya. Rasulullah mempertimbangkan kemampuan perut
dengan perbandingan yang seimbang antara sepertiga untuk makanan, sepertiga
untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk udara (oksigen) di dalam perut.
Perbadingan ideal tersebut hanya dapat dilakukan jika beliau tidak makan
sebelum lapar, segera berhenti makan sebelum kenyang. Dengan kata lain, makan
yang baik adalah pada waktunya. Penyakit maag pada umumnya terjadi karena cara
makan yang tidak teratur.
Ketiga,
Rasulullah SAW makan dengan tenang, tuma’ninah, tidak tergesa-gesa,
dengan tempo yang sedang. Cara makan yang dilakukan
Rasulullah SAW ternyata sangat sesuai dengan anjuran kesehatan, agar kita
mengunyah makanan sampai sekitar 32 kali, sehingga makanan yang kita makan
sampai di usus besar dapat dicernakkan dengan mudah, dan kemudian diserap di
usus halus dengan mudah pula. Tugas usus akan sangat terbantu oleh cara makan
yang tenang, tumakninah, tidak tergesa-gesa, dan dengan tempo yang sedang. Kita
akan menikmati lezatnya makanan yang kita makan dengan cara makan yang
demikian. Dan dengan demikian, rasa syukur akan muncul ketika kita makan, di
samping memulai makan dengan basmallah dan mengakhirinya dengan hamdallah.
Keempat,
Rasulullah SAW cepat tidur dan cepat bangun. Jika sudah waktunya tidur, maka
Rasulullah SAW akan cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari kira-kira
adalah seusai istirahat setelah shalat Isya, kurang lebih pukul 21.30. Kemudian
kira-kira pukul 03.00 sudah bangun di pertiga malam untuk shalat malam. Dengan
demikian waktu yang digunakan untuk tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam
konteks ini, penggunaan waktu 24 jam dalam satu hari satu malam, adalah
sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi
adalah untuk tidur yang cukup. Tentu saja, perbandingan ini tidaklah kaku,
melainkan dalam pengertian dalam keseimbangan.
Dalam hal urusan tidur, beliau tidak tidur
melebih kebutuhan, namun tidak juga menahan diri tidak menahan diri untuk tidur
sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal kebutuhan tidur yang melebih kebutuhan ini
pernah diadakan penelitian oleh Daniel F. Kripke, seorang ahli psikiatri
Universitas California, Amerika Serikat. Penelitiannya yang dilakukan di Jepang
dan Amerika Serikat selama 6 tahun dengan responden berusia 30 – 120 tahun,
dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang memiliki kebiasaan tidur lebih dari 8
jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Hal ini sangat berlawanan
dengan mereka yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari delaman jam, 6 – 7 jam,
maksimal 8 jam.
Menurut riwayat, cara tidur Rasulullah adalah
miring ke kanan, menghadap kiblat. Jika sudah penat dengan cara ini, kemudian
beliau miring ke kiri barang sejenak dan kemudian miring ke kanan kembali.
Tiga manfaat yang dapat diambil dari posisi
tidur miring ke kanan, yaitu:
a. Menjaga saluran pernafasan
Tidur miring
mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan.
Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan terhalang oleh
lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat
tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat
mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya
dari tidur. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena
kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas
tidur.
b. Menjaga kesehatan jantung
Tidur miring
ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan
karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu
pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang
masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di
atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak
dari paru-paru kiri.
c. Menjaga kesehatan
paru-paru
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan
dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan, jantung akan
condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan
lebih besar. Lain halnya jika bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan
menekan paru-paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.
Namun Rasullah juga terkadang miring ke kiri untuk sementara dan kemudian
kembali lagi miring ke kanan.
Sebelum tidur dianjurkan untuk berdoa, sebagaimana
Rasulullah mencontohkan doa sebelum tidur:
“Dengan namaMu ya Allah, aku hidup dan aku
mati” (HR Bukhari-Muslim).
Kemudian ketika bangun tidur kita juga
dianjurkan untuk berdo’a:
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami. Dan kepadaNyakita semua berkumpul”
(HR Bukhari)
Kelima,
Rasulullah SAW selalu istiqamah melaksanakan puasa
sunah, di luar puasa wajib Ramadhan. Dari
segi kesehatan, puasa merupakan satu bentuk pemberian istirahat bagi sistem
pencernakan makanan kita. Ibarat mesin, sistem pencernakan kita memerlukan masa overhaul atau turun mesin untuk
merevitalisasi kemampuan mesin. Demikian juga dengan sistem pencernakan kita,
juga memerlukan turun mesin agar dapat mempunyai tenaga kembali untuk melakukan
tugasnya dalam mencerna makanan dalam tubuh kita.
Keenam,
Rasulullah SAW selalu rutin berolahraga.
Olahraga merupakan kegiatan menggerakan
seluruh anggota tubuh secara teratur, sehingga otot-otot menjadi kuat,
persendian tidak kaku, dan aliran darah berjalan lebih lancar ke semua jaringan
dan organ-organ tubuh. Rasulullah SAW menganjurkan semua muslim berolahraga
secara rutin sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani. Sabda
beliau: “Ajarilah anakmu (olahraga) berenang dan memanah” (HR.Dailami).
Olahraga yang dilakukan secara rutin dapat
menunjang perkembangan jiwa. Meningkatkan ketrampilan dan pertumbuhan
badan.selain untuk menjaga stamina olahraga berfungsi untuk memperkuat daya
tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Dalam keseharian, bila perjalanan jarak
pendek, Rasullah selalu berjalan kaki, yaitu dari rumah ke masjid, dari masjid
ke pasar dan dari pasar ke rumah-rumah sahabat. Bahkan beliau berjalan kaki
ketika mengunjungi makam pahlawan di Baqi sekitar tiga kilometer dari pusat
kota Madinah, baik pada waktu terik matahari maupun malam. Beliau tidak suka
hidup manja. Sebab ketika berjalan kaki keringat mengalir di sekjur badan, pori-pori
kulit terbuka dan peredaran darah berjalan nomal sehingga terhindar dari
penyakit jantung. Ingatlah mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
Ketujuh,
Rasulullah SAW selalu menjaga kebersihan.
Beliau senantiasa nampak rapi dan bersih
walaupun pakaian yang beliau miliki tak lebih dari dua salinan. Tak pernah ada
bintik-bintik hitam atau kuning pada sorbannya. Sedang gamisnya selalu putih
bersih. Tiap hari kamis atau jumat beliau mencukur rambut-rambut halus yang
tumbuh di bagian pipi. Kuku juga dipotong setiap pekan. Rambut yang panjang
selalu tersisir rapi pada waktu tertentu, beliau mengoleskannya dengan sejenis
minyak wangi. Gigi beliau putih dan berbaris rapi.
Beliau bersabda:
“Gosoklah gigimu berulang-ulang sebab hal itu
membersihkan mulut dan disukai Allah”
Rasulullah menggosok gigi bukan hanya setelah
bangun tidur tapi juga setiap habis makan dan setiap hendak sholat. Pada hari
jumat disunahkan untuk mandi sebelum pergi ke masjid. Nabi bersabda:
“Mandi hari jumat adalah wajib bagi setiap
orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman”(HR
Muslim).
Bukan saja dikala hendak melakukan sholat,
diluar sholat pun setiap muslim harus memperhatikan kebersihan diri. Rasulullah
menjaga kebersihan bukan hanya karena ingin sehat tapi juga merindukan kasih
saying Allah.
Kedelapan,
Rasulullah SAW tidak pernah
marah.
Suatu riwayat menceritakan bahwa seorang
untusan dari Bani Nadhir menemui Rasulullah untuk minta nasehat yang pendek dan
dengan melaksanakan nasehat pendek itu, ia ingin masuk surga sehingga terlepas
dari siksa neraka. Nabi memberi nasehat pendek.
“Jangan Marah”
“Ulangi nasehatmu ya Rasulullah!”
“Jangan Marah”
“Sekali lagi ya Rasulullah!”
“Jangan Marah”
Siapa yang tidak pemarah hatinya aka
tenteram, jika rasa marah tumbuh segeralah dihilangkan dengan :
– Merubah posisi, misalnya jika marah timbul ketika sedang berdiri maka
duduklah, jika sedang duduk maka berbaringlah.
-Segeralah berwudhu dan mengerjakan sholat sunah dua rakaat.
Kesembilan,
Rasulullah SAW menganjurkan agar jangan
iri hati.
Iri hati adalah saudara kandung dari buruk
sangka. Misal, timbul kecemasan dan kegelisahan dalam diri seseorang jika
temannya memperoleh kehidupan yang lebih baik atau pangkat yang lebih tinggi.
Hati Rasulullah selalu tenteram dan tak pernah membenci siapapun. Beliau
bersabda:
“Tak kan masuk surga siapa pun yang gemar
memburuk-burukan nama orang lain”.(HR. Abu Dawud)
Hanya dalam dua hal unmat Islam boleh
bersikap iri. Sabda Rasulullah:
“Tak boleh bersikap iri kecuali dalam dua
hal. Pertama terhadap orang yang memiliki kekayaan dan mempergunakannya untuk
menegakkan yang haq. Kedua terhadap orang yang memiliki pengetahuan dan rajin
menyebarkannya pengetahuannya itu kepada orang banyak” (HR.Bukhari)
Adanya keimanan dalam diri seseorang akan
memiliki sikap hidup ikhlas dan sabar. Kedua sikap hidup tersebut merupakan
kunci kebahagiaan. Hilangnya rasa ikhlas dan sabar. Kedua sikap hidup tersebut
merupakan kunci kebahagiaan. Hilangnya rasa ikhlas dan sabar akan menyebabkan
penyakit yang kita kenal dengan sebutan stres. Apabila stres telah menghinggapi
seseorang maka dia akan menjadi lemah yang akhirnya mudah terserang penyakit.
Kesepuluh, Rasulullah SAW kerap kali menggosok gigi (bersiwak).
Waktu-waktu
disuruh menggosok gigi.
1) Ketika bangun daripada tidur. Ini
berdasarkan hadis dari Huzaifah r.a dia berkata :
عَنْ حُذَيْفَةَ ، قَالَ : “ كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ
يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ“ .
Adalah Rasulullah SAW apabila bangun daripada
tidur di waktu malam, Baginda s.a.w membersihkan mulutnya dengan bersiwak
(gosok gigi). [Sahih al-Bukhari : 240]
2) Setiap kali
hendak berwudhu. Ini berdasarkan hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “ لَوْلَا أَنْ
أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي ، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ الْوُضُوءِ ”
“Kalau aku tidak khuatir menyusahkan umatku,
nescaya aku akan perintahkan untuk menggosok gigi setiap kali berwudhu.”
[Musnad Ahmad : 10470. Shaikh Ahmad Syakir berkata: Isnadnya sahih]
3) Setiap kali
hendak solat. Daripada Abu Hurairah r.a,Rasulullah s.a.w bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : “ لَوْلَا
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ
مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ ”
Kalau aku tidak khuatir menyusahkan umatku,
nescaya akan aku perintahkan untuk menggosok gigi setiap kali bersolat. [Sahih
al-Bukhari : 844]
4) Ketika
hendak masuk ke rumah. Daripada ‘Aisyah r.a, beliau berkata:
عَنْ عَائِشَةَ ، “ أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ ، بَدَأَ
بِالسِّوَاكِ ”
Rasulullah s.a.w apabila masuk ke dalam
rumahnya, baginda s.a.w akan memulakan dengan menggosok gigi. [Sahih Muslim :
377]
5) Di saat
mulut mula berbau, kekuningan, selepas makan dan minum dan lain-lain. Ini
kerana bersiwak (menggosok gigi dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan
kesihatan.
6) Ketika hendak membaca al-Quran. Ini
berdasarkan riwayat daripada Ali bin Abi Talib r.a:
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ُأَنَّهُ أَمَرَ
بِالسِّوَاكِ ، وَقَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ
خَلْفَهُ ، فَتَسَمَّعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ ” أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا
” حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيهِ شَيْءٌ مِنَ
الْقُرْآنِ ، إِلا صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ ، فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ
لِلْقُرْآنِ ”
Kami disuruh untuk menggosok gigi. Rasulullah
s.a.w bersabda: Sesungguhnya apabila seorang insan menggosok gigi, kemudian dia
bangun mendirikan solat , maka seorang malaikat berdiri di belakangnya dan
mendengar bacaannya. Kemudian malaikat itu mendekatinya (kata perawi: atau
menyatakan kalimat yang serupa) lalu meletakkan mulutnya di atas mulut orang
tersebut sehingga tiada ayat-ayat al-Quran yang keluar dari mulutnya kecuali
akan masuk ke dalam perut-perut malaikat. Oleh yang demikian, sucikanlah mulut
kamu bila hendak membaca al-Quran. [Musnad al-Bazzar : 568. Shaikh Al-Albani
menyatakan ia hadis hasan, lihat Sahih at-Targhib wa at-tarhib:215]
Cintanya Nabi s.a.w kepada
menggosok gigi
عَنْ عَائِشَةَ : “ دَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ أَبِي بَكْرٍ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَنَا مُسْنِدَتُهُ إِلَى صَدْرِي وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سِوَاكٌ
رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ ، فَأَبَدَّهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَصَرَهُ ، فَأَخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَصَمْتُهُ وَنَفَضْتُهُ
وَطَيَّبْتُهُ ، ثُمَّ دَفَعْتُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَاسْتَنَّ بِهِ ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَنَّ اسْتِنَانًا قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهُ ، فَمَا عَدَا
أَنْ فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَهُ
أَوْ إِصْبَعَهُ ، ثُمَّ قَالَ : “ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى
ثَلَاثًا“ ، ثُمَّ قَضَى ، وَكَانَتْ ، تَقُولُ : مَاتَ بَيْنَ حَاقِنَتِي
وَذَاقِنَتِي ” .
’Aisyah r.a menceritakan:’Abdurrahman ibn Abu
Bakar r.a telah masuk menemui Nabi s.a.w sedangkan ketika itu aku sedang
menyandarkan baginda s.a.w pada dadaku. Ketika itu ‘Abdurrahman membawa
bersamanya kayu siwak basah yang digunakan untuk bersiwak. Maka
Rasulullah s.a.w mengalihkan pandangan kepadanya.
Aku terus mengambil siwak itu dan
meleraikannya, mengunyahnya serta melembutkannya, kemudian memberikannya kepada
Nabi s.a.w, lalu baginda s.a.w bersiwak dengannya. Aku tidak pernah samasekali
melihat Rasululah s.a.w bersiwak dengan cara yang lebih baik
berbanding hari ini.
Maka setelah selesai bersiwak Rasulullah
s.a.w mengangkat tangannya atau jarinya kemudian bersabda: Bersama teman yang
tertinggi, baginda s.a.w mengucapkannya sebanyak tiga kali. Kemudian
Baginda s.a.w wafat. ’Aisyah r.a berkata:
Rasulullah s.a.w wafat di antara tulang dadaku dan tulang daguku.
[Sahih al-Bukhari : 4111]
Kesungguhan
Para Sahabat Menggosok Gigi
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، عَنْ زَيْدِ
بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : “ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى
أُمَّتِي ، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ ” ،
قَالَ أَبُو سَلَمَةَ : فَرَأَيْتُ زَيْدًا يَجْلِسُ فِي
الْمَسْجِدِ وَإِنَّ السِّوَاكَ مِنْ أُذُنِهِ مَوْضِعَ الْقَلَمِ مِنْ أُذُنِ
الْكَاتِبِ ، فَكُلَّمَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اسْتَاكَ
Abu Salamah meriwayatkan daripada Zaid bin
Khalid al-Juhaniy r.a, beliau berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w
bersabda: Kalau aku tidak khuatir menyusahkan umatku, nescaya akan aku
perintahkan untuk menggosok gigi setiap kali bersolat. Abu Salamah berkata: Aku
melihat Zaid duduk di dalam masjid, dan ketika itu kayu siwak berada pada
telinganya, iaitu tempat diletakkan pen pada telinga seorang penulis. Setiap
kali dia bangun mendirikan solat, dia akan menggosok gigi. [Sunan Abi Daud :
43, Shaikh al-Albani mensahihkannya dalam Sahih Abi Daud]
Semoga bermanfaat dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin...
[Dari berbagai sumber]
[Dari berbagai sumber]
>>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
>>>>> Download Full
>>>>> Download LINK